Idul Adha di Tengah Corona
- Posted by Media Al-Izzah
- Date 25 June 2020
Hari Raya Idul Adha akan segera tiba. Tepatnya akan tiba pada 31 Juli 2020. Hari yang ditunggu-tunggu bagi ummat Islam hari raya yang disertai dengan penyembelihan hewan kurban dan kegiatan menunaikan Rukun Islam yang ke-5 yaitu Haji.
Akan tetapi, dalam tahun ini Idul Adha sedikit berbeda, dimana ummat Islam diseluruh dunia sedang dalam ujian menghadapi pandemi Global Corona Virus atau Covid-19. Dalam kondisi yang seperti ini akankah kegiatan kebersamaan dalam perayaan Idul Adha, sholat berjamaah, penyembelihan hewan kurban, ibadah haji tidak bisa kita jalankan?
Pemerintah mengeluarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh Dirjen Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan I tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah Bencana Non-alam Corona Virus Disease (Covid-19). Lewat surat edaran ini kegiatan pelaksanaan kegiatan kurban di tengah situasi pandemi tetap berjalan optimal dengan mempertimbangkan aspek pencegahan dari penyebaran covid-19. Dengan demikian Ummat Islam tidak perlu kawatir untuk tetap merayakan Hari Raya Idul Adha, tentunya dengan tetap mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Adapun hikmah Hari Raya Idul Adha yang bisa menjadi pelajaran dan pemaknaan yang baik bagi kita adalah:
Pertama, Saling Berbagi Rizki.
Pada hari raya ini, umat muslim yang mampu akan membeli dan menyerahkan hewan kurban kepada masjid terdekat atau enyetorkan uang atau dana pembelian hewan kurban ke lembaga ZIS nasional untuk dibagikan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan. Hal ini menjadi momentum yang baik di mana setiap muslim bisa saling berbagi, saling membantu, dan saling berbagi rezeki, lewat hewan kurban yang dibagikan tersebut.
Kedua, Ikhlas dalam Semua Cobaan.
Ketika datang perintah dari Allah untuk Nabi Ibrahim agar menyembelih Nabi Ismail, ada sikap yang perlu dicontoh dari kedua nabi tersebut, yaitu keikhlasan saat cobaan sedang datang. Baik sang ayah, Nabi Ibrahim, maupun sang anak, Nabi Ismail tidak ada sepatah keluh kesah pun keluar dari mulut mereka. Hal ini bisa menjadi pelajaran kita semua bahwa siapaun kita, Nabi dan Rasul sekalipun pasti diuji oleh Allah. Tapi jangan menyerah dan mengeluh, tetap ikhlas dan terus berusaha. Sebagaimana firman Allah SWT:
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah: 286)
Ketiga, Berkurban Jadi Jalan Ketaqwaan.
Jika sebelumnya kita merasa kesulitan untuk memiliki ketaqwaan tinggi kepada Allah SWT, seperti sulit meninggalkan larangan-Nya, dan merasa hati gundah gelisah karena sering kali meninggalkan perintah-Nya. Karena itu, pada hari raya Idul Adha memberi keutamaan untuk menghadapi permasalahan tersebut. Sebagaimana Allah SWT. berfirman:
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Hajj: 37)
Wallahu A’lam Bishowab.