Kebangkitan Pendidikan Menyiapkan SDM Berkarakter Melalui Pengembangan Sekolah Berkemajuan
Seorang Pendidik sejati seyogyanya akan terenyuh melihat kondisi generasi Zilenial bangsa Indonesia yang merupakan calon-calon pemimpin bangsa di 2045, saat itu Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dan tepat di usia 100 tahun kemerdekaannya. Generasi Zilenial ini lahir antara 1997 –2012 disaat meledaknya perkembangan teknologi yang serba cepat. Mereka terbiasa dengan gadget yang sekali sentuh dapat mewujudkan keinginannya. Otak mereka mengkonsumsi yang serba cepat, hal ini mempengaruhi cara mereka berfikir, bertindak dan merespon yang mereka hadapi.
Generasi Zilenial menginginkan segala sesuatu serba cepat bahkan ingin meraih apa yang diinginkan tanpa berusaha keras. Mental serba instan ini apabila dibudayakan akan mengikis daya juang generasi yang akan datang. Tantangan masa depan tidak akan semakin mudah dan memerlukan karakter generasi yang kuat. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik calon pemimpin bangsa wajib evaluasi diri apa yang telah dilakukan untuk mendidik mereka.
Bicara tentang mendidik generasi Bangsa tidak akan lepas dari empat peran penting yakni Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat. Sinergi dari elemen-elemen tersebut akan melahirkan karakter seperti apa yang akan dimiliki generasi bangsa Indonesia mendatang. Mereka memiliki fungsi dan peran masing-masing yang saling berkelindan.
Lembaga Pendidikan yang merupakan mitra dari pemerintah, keluarga dan masyarakat memiliki peran yang signifikan dalam membentuk karakter santri yang diamanahkan. Kondisi keluarga dan masyarakat saat ini telah terjadi pergeseran persepsi, sebagian besar mereka menyekolahkan anak anaknya memiliki tujuan pragmatis yaitu 1) Setelah sekolah atau kuliah disini bisa kerja apa,dimana, sebagai apa. Persepsi ini tidak sepenuhnya salah namun perlu diluruskan, karena segala sesuatu itu tergantung niatnya. 2) Setelah orang tua membayar kewajibannya, sebagian menganggap ia telah berhasil membeli ilmu untuk anaknya. Persepsi inilah yang akan menghilangkan adab santri terhadap guru yang merupakan ujung tombak pendidikan putra-putrinya.
Persepsi orang tua akan berubah apabila lembaga pendidikan dan SDM yang ada didalamnya harus berbenah. Tugas lembaga pendidikan tidak hanya mendidik santri secara langsung, namun sekaligus mendidik orang tua dan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan itu semua maka pengelolanya harus profesional, sistemnya harus baik, guru dan stafnya harus punya dedikasi yang tinggi, serta budaya yang dibangun dalam lembaga pendidikan harus berkesinambungan.
Pengelolaan lembaga pendidikan secara internal diawali dari visi besar yang ingin diraih. Visi inilah yang akan menjadi jarum kompas penentu arah pendidikan yang akan dibangun. Visi yang besar akan melahirkan misi, tujuan dan target pendidikan yang besar pula. Visi harus tersosialisasikan kepada seluruh stake holder pendidikan agar memiliki visi yang sama dan selaras untuk bersama meraih sukses.Apabila visi tidak sama antara lembaga pendidikan dan orang tua santri maka akan menjadi penghambat suksesnya pendidikan.
Al Izzah memiliki visi besar yaitu “menjadi sekolah pemimpin yang amanah”. Visi tersebut simpel dan syarat makna. Dengan visi tersebut seluruh aktifitas dan kegiatan Al Izzah diarahkan untuk pencapaian visi tersebut, mulai dari misi, tujuan, rencana strategis dan target tahunan serta kegiatan guru dan santri.
Pergantian tahun ajaran merupakan penentu satu tahun ke depan. Dimulai dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh di semua aspek sekaligus menentukan target tahunan untuk semua unit yang ada di Al Izzah yang mengacu pada renstra jangka menengah dan jangka panjang. Untuk mewujudkannya menjadi kenyataan, perlu diterjemahkan ke perencanaan yang lebih detail dan terukur. Awal tahun ajaran adalah sarana untuk mengevaluasi sekaligus menyusun perencanaan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Berawal dari evaluasi menyeluruh dan penentuan target satu tahun ke depan, kemudian diturunkan menjadi Goal Setting dan Project Individu sehingga setiap SDM memiliki tugas pokok dan fungsi serta peran yang nyata dalam mewujudkan visi yang ingin diraih.
Goal Setting dan project individu disusun berdasarkan target tahunan dan peran masing-masing SDM yang disinkronkan oleh masing-masing kepala unit. Capaian setiap tiga bulan akan dievaluasi untuk dilakukan tindak lanjut dan perbaikan yang berkelanjutan. Untuk mendorong kinerja SDM, Al Izzah menentukan poin penilaian kinerja berbasis performance. Reward dan punishment diberikan kepada seluruh SDM berdasarkan penilaian kinerja.
Sistem Kontrol Unit dilakukan dengan Daily Plan System. Sistem ini memungkinkan setiap Direksi, Kepala Unit dan Waka dapat mengontrol kerja harian SDM dan mereview efektifitas kinerjanya secara real time. Kepala Unit dan Waka dapat langsung memberikan feedback atas apa yang dikerjakan oleh SDM selain Self Control yang dilakukan secara mandiri oleh masing-masing SDM.
Dalam dunia pendidikan ada hal yang sangat strategis yang perlu dipersiapkan dengan matang yaitu kualitas sumber daya manusianya. Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebagaimana sebuah pepatah arab yang mashur,
“At-thariqatu ahammu minal maada, al-mudarrisu ahammu minat thariqah, arruhul mudarrisu ahamu minal mudarris nafsihi”. Metode lebih penting daripada materi,dan guru lebih penting daripada metode, ruh seorang guru lebih penting dari guru itu sendiri.
Budaya di Al Izzah terus dibangun dan menjadi perhatian utama sebagai ruh kehidupan pesantren modern. Budaya ini disebut 7 Leadership Culture diantaranya Visioner, Berjiwa Juang Tinggi, Sabar Pantang Menyerah, Berani dan Bertanggung Jawab, Disiplin dan Mandiri, Kerjasama, Ikhlas Mengabdi. Budaya ini tidak hanya menjadi slogan namun diterjemahkan kepada seluruh ritme kerja dan kegiatan seluruh SDM dan santri di lingkungan Al Izzah.
Pengelolaan sebuah lembaga pendidikan juga menyangkut hubungan dengan pihak eksternal. Humas dan media publikasi memiliki peran yang strategis dalam membangun citra publik. Kebenaran dan kebaikan yang tidak terorganisir dan tidak disyiarkan akan kalah dengan keburukan yang terorganisir dan dipublikasikan secara terus menerus. Konsep “tahaddtuts binni’mah” perlu dibuat strategi yang epic untuk menciptakan harmoni dengan masyarakat. Media Informasi digital dibangun untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat di era digital. Media Informasi tersebut ditujukan pula untuk memberikan edukasi yang selaras dengan visi Al Izzah sehingga orang tua dapat mensupport suksesnya pendidikan di Al Izzah.
Al Izzah mengembangkan Fast Parent (Forum Al Izzah Supporting Parent) yang merupakan wadah dan sarana yang efektif dalam membangun hubungan kerjasama Al Izzah dan masyarakat guna mendukung kemajuan proses pendidikan santri. Fast Parent ini memiliki tiga fungsi dan peran strategis diantara wadah aspirasi wali santri, supporting program Al Izzah, dan merekatkan ukhuwah antara wali santri.
Pengembangan jaringan pendidikan menjadi salah satu yang strategis dikembangkan oleh Al Izzah, mulai jaringan pendidikan di nasional bahkan sampai internasional. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan sayap pendidikan yang lebih global dan menjawab tantangan pendidikan santri di zamannya. Akhirnya, semua strategi tersebut perlu dirajut dalam sebuah pengelolaan yang profesional,berdedikasi tinggi dan berkesinambungan untuk menyongsong kebangkitan pendidikan yang menyiapkan SDM berkarakter melalui pengembangan sekolah berkemajuan.