Membangun Adab Santri di Masa Generasi Zilenial
Generasi yang beradab merupakan dambaan sebuah bangsa. Semakin tinggi adab suatu bangsa semakin maju pula peradaban bangsa tersebut.
Belajar dari sejarah yang telah ditorehkan generasi yang dibangun oleh Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah sangat mengetahui tiap-tiap karakter dari pada sahabatnya. Sehingga dalam bergaul, Rasulullah pun mengambil pendekatan yang berbeda dalam menyikapi karakter masing-masing sahabat. Dengan begitu setiap para sahabat pun merasa sangat diistimewakan dan diperhatikan oleh Rasulullah.
Semua sahabat merasa bahwa dia yang paling diperhatikan Rasulullah, semua sahabat merasa sama. Itulah yang indah dan luar biasa, tidak dimiliki semua orang. Itulah tugas sebenarnya pemimpin harus seperti itu, dia tidak membeda-bedakan. Bahkan dengan adab dan akhlak dalam bergaul, Rasulullah dapat mengarahkan para sahabat dengan karakternya masing-masing menjadi sebuah keunggulan.
Dapat diambil teladan dari adab dan akhlak ketika bergaul dengan Umar bin Khattab, Rasulullah mampu mengarahkan karakter sahabat Umar bin Khattab yang keras dan tegas pada jalan yang benar. Sehingga Umar pun menjadi sahabat yang sangat disegani.
Sukses pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bukan hanya terletak pada bagaimana para sahabat menjadi muslim yang taat dan saleh. Namun lebih dari itu, mereka juga menjadi muslim yang mampu mempertahankan, mengembangkan, dan meningkatkan kesalehan, kemampuan diri, dan potensi dirinya untuk kelak digunakan dalam perjuangan Islam.
Generasi Zilenial adalah generasi yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih. Generasi ini tumbuh dan berkembang di era munculnya sosial media yang dapat menggali berbagai macam informasi mulai dari yang positif hingga negatif. Komunikasi pada generasi Zilenial lebih terbuka karena adanya pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi.
Hal ini yang membuat mereka terkesan lebih sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar dengan mudahnya mereka menyerap budaya yang terdistrupsi di tengah masyarakat tanpa menyaringnya dengan baik. Sehingga lambat laun mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku.
Persoalan tentang adab adalah persoalan krusial yang menjadi perhatian semua orang di zaman Zilenial ini. Hal tersebut juga dikatakan oleh,
Makhlad bin Al Husain bin Al Mubarak, “Kami lebih butuh dalam memperlajari adab daripada kebutuhan kami terhadap ilmu.”
Maka sudah menjadi hal yang wajar jika para ulama terdahulu menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu. Hal tersebut juga senada dengan penegasan
Imam Anas bin Malik yang mengatakan bahwa, “Wahai putra saudaraku, belajarlah adab sebelum belajar ilmu.”
Pesantren hadir sebagai oase ditengah kegersangan zaman yang diharapkan menjadi pusat peradaban dan juga dapat melahirkan generasi rabbani sebagai penerus bangsa dan juga penerus peradaban mulia. Selain itu, pesantren merupakan tempat di mana nilai-nilai Islam menjadi landasan, adab dan akhlak menjadi manifes character building dan ilmu pengetahuan umum serta ilmu agama sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Mahad Al Izzah menyeimbangkan antara pembentukan adab dan ilmu pengetahuan yang menjadi visi besar dalam melahirkan pemimpin yang amanah di masa yang akan datang.