Mengaplikasikan Hijrah dalam Dunia Pendidikan dan Kehidupan
- Posted by Media Al-Izzah
- Date 9 August 2021
Mengaplikasikan Hijrah dalam Dunia Pendidikan dan Kehidupan
Oleh: Wiyono, M.Pd
Bulan Dzulhijah tahun 1442 H baru saja meniggalkan kita, kini tiba saatnya masuk tahun baru 1443 H. Hal itu sebagai pertanda secara nominal bertambah tetapi sejatinya jatah umur kita yang diberikan Allah sudah berkurang satu tahun. Pertanyaannya tinggal sisa berapa kesempatan yang diberikan Allah kepada kita untuk menginginjakkan kaki di muka bumi ini.
Mari mengintruspeksi diri! Jika lebih banyak baiknya di tahun kemarin, kita patut bersyukur dan ditingkatkan di tahun ini dan ke depannya. Jika masih sama antara kebaikan dan keburukan maka mari kita perbaiki ke depan mumpung masih diberi kesempatan oleh Allah. Namun apabila kebaikan lebih sedikit, maka mari kita putar haluan lebih keras lagi banting tulang dan peras keringat untuk memperbaiki diri supaya di akhirnya menjadi hamba yang terbaik di mata Allah bukan dari pandangan manusia.
Di dalam ajaran Islam sudah diberi pandangan bahwa jika hari ini lebih baik dibandingkan kemarin maka kita beruntung, jika hari ini sama dengan kemarin berarti rugi, apabila hari ini kurang baik dari kemarin maka bisa disebut bangkrut, naudzubillahi min dzalik. Namun kita tidak boleh putus asa karena itu tidak baik. Bagaimanapun juga kita tetap berusaha maksimal dari semua segi di bidangnya masing-masing untuk memperbaiki diri dari individu lebih awal untuk menjadi hamba Allah yang terbaik.
Kemudian cara menyikapi hal tersebut dimulai dari mana? Yang perlu kita lakukan yaitu berhijrah. Hijrah tidak hanya pindah dari satu tempat ke tempat lain melainkan merubah haluan pemikiran dari hal negatif menuju positif juga merupakan hijrah. Pada dasarnya kita tetap belajar di muka bumi ini. dari yang kurang baik menjadi baik, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, dari yang kurang lurus menjadi lurus, dari tidak bisa menjadi bisa, intinya putar haluan menuju ke arah yang lebih baik.
Di Awal tahun hijriyah ini mari kita kurbankan diri dan pikiran kita untuk menuju yang lebih baik. Mari berkurban kepada sesama untuk kemaslahatan bersama, bukan untuk individu masing-masing, bukankan orang yang terbaik diantara kita yaitu yang baik akhlaqnya dan yang banyak memberikan manfaat kepada sesame. Sebagai contoh, jika kita seorang guru mari berusaha maksimal memberikan yang terbaik kepada anak didik kita, baik melalui penyusunan perangkat pembelajaran, media, materi, serta evaluasi pembelajaran yang tidak hanya dibutuhkan saat ini melainkan lebih jauh ke depan yaitu memenuhi kebutuhan mereka di masa akan datang.
Selanjutnya, jika kita seorang pejabat, maka alangkah baiknya mereka mengorbankan pribadinya untuk disiplin dalam kerja, tepat waktu dan tidak menyalahgunakan amanah yang sudah diberikan serta memberikan yang terbaik kepada rakyat kecil pada umumnya. Jika seorang pengusaha atau pedagang, sebaiknya berdagang secara baik, jangan merugikan salah satu pihak. Jika seorang tokoh, perlu menularkan keteladanan dalam bermuamalah, bukan sekedar bicara, bicara, dan bicara yang tidak ada bukti kongkrit dalam tingkah laku yang baik.
Intinya mari kita merelakan atau mengorbankan egoisme, kepentingan pribadi, menahan diri, untuk kepentingan, kemakmuran, kemaslahatan, dan kebaikan orang lain, bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan pribadi, dan golongan masing-masing. Pada dasarnya di awal tahun ini, mari berkurban yang terbaik, bukan asal baik di manapun posisi kita berada. Intinya, berikan yang terbaik atau tidak sama sekali. Karena dengan memberikan yang terbaik, kita semua akan mendapat yang terbaik pula, semoga BISA Memberikan dan Menjadi yang terbaik, semoga.